Apa Penyebab Kanker Serviks?
Kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak nomor tiga di dunia. Bahkan di Indonesia saja, setiap satu jam seorang wanita meninggal karena kanker ini. Indonesia merupakan negara kedua di dunia setelah Cina yang memiliki pengidap kanker leher rahim terbanyak.
Kanker servik disebut juga “silent killer” karena perkembangan kanker ini sangat sulit dideteksi. Perjalanan dari infeksi virus menjadi kanker membutuhkan waktu cukup lama, sekitar 10-20 tahun. Proses ini seringkali tidak disadari hingga kemudian sampai pada tahap pra-kanker tanpa gejala. Oleh karena itu pengertian kanker serviks mutlak dipahami oleh kaum wanita di Indonesia.
Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV atau virus papiloma manusia).
Sekitar 70% kejadian kanker serviks merupakan akibat dari HPV 16 dan HPV 18. Awalnya sel kanker berkembang dari serviks / mulut rahim yang letaknya berada di bawah rahim dan di atas vagina. Oleh sebab itu kanker serviks disebut juga kanker leher rahim atau kanker mulut rahim. Di mulut rahim ada dua jenis sel, yaitu sel kolumnar dan sel skuamosa. Sel skuamus ini sangat berperan dalam perkembangan kanker serviks.
Gambaraan tentang Stadium Kanker Serviks:
Stadium kanker serviks Kanker serviks dapat terjadi jika infeksi HPV tidak sembuh dalam waktu yang lama. Apalagi dengan sistem imun atau kekebalan tubuh yang rendah, infeksi akan mengganas dan menyebabkan sel kanker. Virus ini menular terutama melalui hubungan seks, termasuk anal sex, oral sex, dan hand sex.
Sebagian besar di antaranya terinfeksi pada umur 15-30 tahun, yakni dalam kurun waktu empat tahun setelah melakukan hubungan seks yang pertama.
Orang yang terinfeksi HPV genital biasanya tidak tahu dia terinfeksi, karena infeksi ini tidak menimbulkan gejala sama sekali (kecuali yang menimbulkan “jengger ayam”), dan sistem kekebalan tubuh segera menyerang supaya virus ini mati atau lemah sehingga tidak aktif.
Virus ini dapat menyebar melalui sentuhan: misalnya, ada virus HPV di tangan Anda, lalu Anda menyentuh daerah genital, maka daerah serviks Anda dapat terinfeksi. Atau bisa juga dari kloset di WC umum yang sudah terkontaminasi virus (jadi sebelum duduk, Anda harus selalu membersihkan dengan alkohol).
Resiko atau penyebab kanker serviks:
- Wanita berusia di atas 40 tahun lebih rentan terkena kanker serviks. Semakin tua maka semakin tinggi risiko.
- Faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks.Namun hal ini bukan berarti jika keluarga Anda bebas kanker serviks maka Andatidak akan terkena! Anda harus tetap berhati-hati dan melakukan tindakan pencegahan.
- Hubungan seksual di usia yang terlalu muda, berganti-ganti partner seks, atau berhubungan seks dengan pria yang sering berganti pasangan. Virus HPV dapat menular melalui hubungan seksual. Seandainya seorang pria berhubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker servik, kemudian pria tersebut berhubungan sex dengan Anda, maka virus HPV dapat menular dan menginfeksi Anda.
- Memiliki terlalu banyak anak (lebih dari 5 anak). Pada saat Anda melahirkan secara alami, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks, yang dapat memicu aktifnya sel kanker. Semakin sering janin melewati serviks, semakin sering trauma terjadi, semakin tinggi resiko kanker serviks.
- Keputihan yang berlangsung terus-menerus dan tidak diobati. Ada dua macam keputihan, yaitu normal dan tidak normal. Pada keputihan yang normal, lendir berwarna bening, tidak bau dan tidak gatal. Jika salah satu dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi, artinya keputihan Anda tidak normal. Segera konsultasi dengan dokter!
- Membasuh atau membersihkan genital dengan air yang tidak bersih, misalnya air sungai atau air di toilet umum yang tidak terawat. Air yang kotor banyak mengandung kuman dan bakteri.
- Pemakaian pembalut wanita yang mengandung bahan dioksin (bahan pemutih yang dipakai untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas).
- Daya tahan tubuh yang lemah, kurangnya konsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat. Kebiasaan merokok juga menambah risiko kanker serviks. Ciri dan Tanda Kanker Serviks Pada stadium dini, gejala kanker serviks tidak terlalu kentara. Butuh waktu 10-20 tahun dari infeksi untuk menjadi kanker.
Ciri-ciri Kanker Serviks:
- Terasa sakit saat berhubungan seksual,
- Mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan badan,
- Keluar darah yang berlebihan saat menstruasi,
- Keputihan yang tidak normal (berwarna tidak bening, bau atau gatal),
- Pada stadium lanjut: kurang nafsu makan, sakit punggung atau tidak bisa berdiri tegak, sakit di otot bagian paha, salah satu paha bengkak, berat badan naik-turun, tidak dapat buang air kecil, bocornya urin / air seni dari vagina, pendarahan spontan setelah masa menopause, tulang yang rapuh dan nyeri panggul.
Infeksi HPV memang tidak
mengakibatkan gejala yang kentara. Selain memperhatikan tanda-tanda
kanker serviks di atas, ada baiknya Anda melakukan deteksi kanker
serviks sejak dini.
Metode untuk mendeteksi Kanker Servik, antara lain:
1. IVA – Inspeksi Visual dengan Asam asetat.
Merupakan deteksi dini yang dapat Anda lakukan di klinik.
Caranya dengan mengoleskan larutan asam asetat 3%-5% ke leher rahim, kemudian mengamati apakah ada perubahan warna, misalnya muncul bercak putih. Jika ada, berarti kemungkinan terdapat infeksi pada serviks dan harus dilakukan pemeriksaaan lanjutan.
2. Pap Smear atau dikenal juga dengan sebutan Papanicolaou test, Pap test, cervical smear, smear test.
Pemeriksaan pap smear memiliki berbagai kelebihan: biaya murah, waktu cepat dan hasil akurat.
Tes ini dapat dilakukan kapan saja kecuali saat masa haid atau menstruasi; setidaknya satu tahun sekali. Pemeriksaan dilakukan di atas meja periksa kandungan oleh dokter/bidan yang sudah terlatih dengan menggunakan spekulum untuk membantu membuka alat kelamin wanita. Setelah vagina terbuka, bagian leher rahim diusap dengan spatula secara melingkar untuk mengambil contoh sel endoserviks. Kemudian hasil usapan tersebut diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui apakah ada sel abnormal, infeksi atau radang. Melakukan pap smear secara teratur dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker serviks.
3. Thin prep merupakan metode berbasis cairan yang lebih akurat dari pap smear, karena pap smear hanya mengambil sebagian sel dari leher rahim, sedangkan thin prep memeriksa seluruh bagian serviks.
Sampel yang diambil dari leher rahim dimasukkan ke dalam vial / botol yang berisi cairan, kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Di lab, sampel tersebut dijadikan slide dan diberi pewarna khusus agar lebih jelas.
Membran khusus digunakan untuk membuat preparat dengan irisan tipis, yang akan memperlihatkan infeksi atau jaringan abnormal. Tingkat akurasi metode ini hampir mencapai 100%.
Mencegah infeksi virus HPV :
- Jaga kesehatan dan daya tahan tubuh dengan cara konsumsi makanan bergizi.
- Jalani pola hidup sehat dengan cara makan sayuran, buah dan sereal.
- Perbanyak makanan yang mengandung vitamin A, C dan E serta asam folat untuk mengurangi risiko kanker leher rahim.
- Sebelum menggunakan toilet di tempat umum, selalu bersihkan bibir kloset dengan alkohol.
- Jangan membersihkan genital dengan air kotor.
- Hindari hubungan seks di usia dini. Hindari berhubungan badan dengan banyak partner karena HPV menular melalui hubungan seksual. Hindari berhubungan sex selama masa haid/menstruasi.
- Hindari merokok, karena penggunaan tembakau dapat menyebabkan kanker.
- Rutin melakukan screening berupa pap smear atau IVA untuk deteksi kanker serviks secara dini.
Vaksinasi dapat dilakukan pada perempuan usia 10-55 tahun dengan jadwal suntikan sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan 0, 1 dan 6.
Vaksin HPV akan meningkatkan daya imun anak sehingga lebih resistan terhadap virus.
Sampai sekarang infeksi human papilloma virus belum dapat diobati, tetapi sistem pertahanan tubuh yang baik dapat menyembuhkan 90% di antaranya dalam waktu 2 tahun. Sisanya tetap aktif, atau ada tetapi tidak aktif. Virus yang tidak aktif ini masih dapat menular ke orang lain, sewaktu-waktu aktif lagi (kalau daya tahan tubuh menurun), atau mengubah sel leher rahim menjadi sel pra kanker, yang bertahun-tahun kemudian dapat menjadi kanker.
Metode untuk mengobati Kanker Serviks.
Vaksin HPV akan meningkatkan daya imun anak sehingga lebih resistan terhadap virus.
Sampai sekarang infeksi human papilloma virus belum dapat diobati, tetapi sistem pertahanan tubuh yang baik dapat menyembuhkan 90% di antaranya dalam waktu 2 tahun. Sisanya tetap aktif, atau ada tetapi tidak aktif. Virus yang tidak aktif ini masih dapat menular ke orang lain, sewaktu-waktu aktif lagi (kalau daya tahan tubuh menurun), atau mengubah sel leher rahim menjadi sel pra kanker, yang bertahun-tahun kemudian dapat menjadi kanker.
Metode untuk mengobati Kanker Serviks.
- Pada stadium awal, pengobatan kanker serviks dilakukan dengan cara menyingkirkan bagian yang sudah terkena kanker.
- Misalnya dengan pembedahan listrik, laser atau cyrosurgery (membekukan dan membuang jaringan abnormal).
- Untuk pengobatan kanker serviks stadium lanjut, dilakukan terapi kemoterapi dan radioterapi.
- Pada stadium akhir atau kasus yang parah maka terpaksa dilakukan histerektomi, yaitu bedah pengangkatan rahim (uterus) secara total agar sel-sel kanker yang sudah berkembang dalam kandungan tidak menyebar ke bagian lain dalam tubuh
Sumber : kankerserviksorg.com dll
**Salah satu pencegahan terkena Kankes Serviks dengan menggunakan pembalut yang terbuat dari 100% kapas seperti Bio Sanitary Avail.
Info dan pemesanan SMS/WA 082133222526